Senin, 04 Januari 2010

PERAN KELUARGA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT STROKE

MAKALAH

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PERAN KELUARGA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT STROKE








Oleh

Nama : Eva Afivah

NIM : G1B009086




DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

KESEHATAN MASYARAKAT

PURWOKERTO

2009




BAB I

PENDAHULUAN



A.LATAR BELAKANG

Dalam dunia kesehatan khususnya dalam bidang Fisioterapi kita sering mendengar istilah “stroke”. Stroke merupakan keadaan di mana sel-sel otak mengalami kerusakan karena tidak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup. Kasus stroke di seluruh dunia diperkirakan mencapai 10 juta jiwa dan 9 juta di antaranya menderita cacat berat. Yang lebih memprihatikan lagi 10 persen di antara mereka yang terserang stroke mengalami kematian. Untuk itu stroke merupakan salah satu penyebab kematian terbesar saat ini. Bahkan, di Amerika Serikat stroke merupakan penyebab kematian nomer satu. Sedangkan di Indonesia, keadaan rawan stroke terus meningkat menjadi 10 kali atau 15 kali atau pasti jauh lebih besar dari masa-masa sebelumnya. Di samping itu,masih banyak orang yang belum mengerti tentang seluk beluk stroke, macam-macam stroke, faktor-faktor penyebab stroke, gejala stroke dan cara pencegahan stroke.

Meskipun begitu ganasnya stroke, namun stroke berpenampilan low profile di antara pembunuh-pembunuh utama lainnya (seperti jantung, kanker), sehingga sering terabaikan. Hal ini disebabkan stroke bergerak diam-diam tanpa ‘ribut’ karena tidak menimbulkan gejala yang jelas (kadang cuma kesemutan) atau mirip gejala penyakit lain, sampai terjadi serangan yang benar-benar fatal.

Sampai saat ini, penderita stroke adalah penghuni terbanyak di bangsal atau ruangan pada hampir semua pusat pelayanan rawat inap penderita saraf. Selain menimbulkan beban ekonomi bagi penderita dan keluargannya, stroke juga menjadi beban bagi pemerintah dan perusahan asuransi kesehatan. Selain itu, kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke juga dapat mengakibatkan hilangnya penghasilan penderita


B.PERMASALAHAN

Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius karena ditandai denagn tingginya morbiditas dan mortalitasnya.Selain itu tampak adanya kecenderungan peningkatan insidennya.Stroke menempati urutan ketiga dalam urutan penyebab kematian.Stroke merupsksn penyakit neurologis yang terbanyak dijumpai,serangan stroke adalah akut dan menyebabkan kematian

mendadak.Disamping itu,Stroke yang merupakan penyakit yang mengenai system saraf,memberikan cacat tubuh yang berlangsung kronis dan dapat terjadi tidak saja pada orang-orang berusia lanjut,tetapi juga pada orang-orang usia pertengahan yang mana pada usia inilah orang berada dalam keadaan aktif dan produktif.

Di Indonesia,ada kecenderungan meningkat.Namun sampai dewasa ini belum jelas penyebabnya.Kejadian serangan penyakit juga bervariasi antar tempat,waktu dan keadaan penduduk.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

  1. Prof. Dr. H. Jusuf Misbach, SpS (K), FAAN yang kini menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) menjelaskan bahwa serangan stroke timbulnya mendadak tanpa peringatan. Namun, sebenarnya ada yang bisa dijadikan tanda yaitu penyakit-penyakit dan kondisi tertentu yang termasuk ke dalam faktor risiko stroke.

2. WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.

  1. Menurut Sylvia A. Price (1995) pengertian dari stroke merupakan suatu gangguan neurologik fokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologi pada pembuluh darah serebral, misalnya trombosis, embolus, ruptura dinding pembuluh atau penyakit vascular dasar, misalnya arterosklerosis, artritis, trauma, aneurisma dan kelainan perkembangan.

  1. Susan Martyn Tucker (1996) berpendapat bahwa stroke dapat dimaknai awitan defisit neurologis yang berhubungan dengan penurunan aliran darah serebral yang disebabkan oleh oklusi atau stenosis pembuluh darah karena embolisme, trombosis, atau hemoragi, yang mengakibatkan iskemia otak.
    Dari beberapa pendapat tentang stroke di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa “Stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral yang disebabkan oleh sumbatan atau penyempitan pembuluh darah oleh karena emboli, trombosis atau perdarahan serebral sehingga terjadi penurunan aliran darah ke otak yang timbulnya secara mendadak.”

BAB III

PEMBAHASAN

A.Deskripsi Penyakit Stroke

Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.

Kebanyakan stroke terjadi pada saat darah tidak dapat tersuplai atau mencapai suatu bagian dari otak. Pada saat aliran darah ke otak terhenti atau berhenti maka sel-sel otak pada bagian otak yang mengalami kerusakan mungkin dan bisa mati. Otak berfungsi mengendalikan pergerakan tubuh, perasaan, pikiran dan juga tindakan atau tingkah laku.

Berdasarkan Pengertian tersebut stroke dapat dibedakan menjadi dua

a.Stroke Non Haemoragik / Ischemic

Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.

2. Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.

3. Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.

b.Stroke Haemoragik

Stroke haemoragik yaitu suatu gangguan peredaran darah otak yang ditandai dengan adanya perdarahan intra serebral atau perdarahan subarakhnoid. Tanda yang terjadi adalah penurunan kesadaran, pernapasan cepat, nadi cepat, gejala fokal berupa hemiplegi, pupil mengecil, kaku kuduk.

B.FAKTOR PENYEBAB STROKE

Banyak kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan stroke, namun awal dari semua itu karena adanya pengerasan arteri atau yang disebut sebagai arteriosklerosis. Umumnya itu diderita oleh orang tua, namun beberapa kasus terakhir menunjukkan peningkatan kasus stroke yang terjadi pada usia remaja. Pada golongan ini, penyebab utama stroke adalah stress, penyalahgunaan narkoba, alkohol, faktor keturunan dan gaya hidup yang tidak sehat. Ada beberapa faktor risiko tersebut yang dapat dikendalikan namun juga ada yang tidak dapat dikendalikan. Yang termasuk faktor yang tidak dapat dikendalikan diantarannya ialah usia, jenis kelamin, garis keturunan dan rasa atau etnik tertentu.
Usia

Semakin bertambahnya usia, semakin besar risikonya. Setelah berusia 55 tahun, risikonya berlipat ganda setiap kurun waktu sepuluh tahun. Dua pertiga dari semua serangan stroke terjadi pada orang yang berusia di atas 65 tahun. Tetapi, itu tidak berarti bahwa stroke hanya terjadi pada orang lanjut usia karena stroke dapat menyerang semua kelompok umur.
Jenis Kelamin

Pria lebih berisiko terkena stroke daripada wanita, tetapi penelitian menyimpulkan bahwa justru lebih banyak wanita yang meninggal karena stroke. Risiko stroke pria 1,25 lebih tinggi daripada wanita, tetapi serangan stroke pada pria terjadi di usia lebih muda sehingga tingkat kelangsungan hidup juga lebih tinggi. Dengan demikian, walaupun lebih jarang terkena stroke, pada umumnya wanita terserang stroke pada usia lebih tua, sehingga kemungkinan meninggal lebih besar.
Keturunan Sejarah Stroke dalam Keluarga

Nampaknya, stroke terkait dengan keturunan. Faktor genetik yang sangat berperan antara lain adalah tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes dan cacat pada bentuk pembuluh darah. Gaya hidup dan pola suatu keluarga juga dapat mendukung risiko stroke. Cacat pada bentuk pembuluh darah (cadasil) merupakan faktor genetik yang paling berpengaruh dibandingkan faktor risiko stroke yang lain.
Ras dan Etnik

Arah perbedaan risiko stroke di antara kelompok ras dan etnik dapat kita amati pada orang Afro-Amerika dengan orang Amerika kulit putih. Stroke menyebabkan kematian diantara orang Afro-Amerika hampir dua kali lipat dibandingkan orang Amerika kulit putih. Pada usia antara 45 hingga 55 tahun tingkat kematian yang disebabkan stroke pada orang Afro-Amerika mencapai empat hingga lima kali lipat dibandingkan pada orang Amerika kulit putih. Tetapi, setelah usia 65 tahun, tingkat kematian stroke pada orang Amerika kulit putih meningkat dengan pesat dan menyamai tingkat kematian pada orang Afro-Amerika. Orang Afro-Amerika cenderung terpengaruh penyakit genetik, seperti diabetes dan anemia sel sabit yang lebih memungkinkan terjadinya serangan stroke. Oleh karena itu, lingkungan dan gaya hidup juga memegang peranan penting dalam risiko stroke.
Sedangkan faktor-faktor risiko yang terkendali di dapatkan dengan bantuan obat-obatan atau perubahan hidup, diantaranya:
Hipertensi

Hipertensi (tekanan darah tinggi) merupakan faktor risiko utama yang menyebabkan pengerasan dan penyumbatan arteri. Penderita hipertensi memiliki faktor risiko stroke empat hingga enam kali lipat dibandingkan orang yang tanpa hipertensi dan sekitar 40 hingga 90 persen pasien stroke ternyata menderita hipertensi sebelum terkena stroke. Apabila tekanan darah di atas 140-90 maka tergolong dalam penyakit hipertensi.
Penyakit Jantung

Penyakit jantung (atrial fibrilation) yakni penyakit jantung dengan denyut jantung yang tidak teratur di bilik kiri atas. Denyut jantung di atrium kiri ini mencapai empat kali lebih cepat dibandingkan di bagian-bagian lain jantung. Ini menyebabkan aliran darah menjadi tidak teratur dan secara insidentil terjadi pembentukan gumpalan darah. Gumpalan-gumpalan inilah kemudian dapat mencapai otak dan menyebabkan stroke. Pada orang-orang yang berusia di atas 80 tahun, atrial fibrilation merupakan penyebab utama kematian pada satu di antara empat kasus stroke.
Diabetes

Penderita diabetes memiliki risiko tiga kali lipat terkena stroke dan mencapai tingkat tertinggi pada usia 50-60 tahun. Setelah itu, risiko tersebut akan menurun. Namun, ada faktor penyebab lain yang dapat memperbesar risiko stroke karena sekitar 40 persen penderita diabetes pada umumnya mengidap hipertensi.
Kadar Kolesterol Tinggi

Penelitian menunjukkan bahwa makanan kaya lemak jenuh dan kolesterol seperti daging, telur, dan produk susu dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh dan berpengaruh pada risiko aterosklerosis dan penebalan pembuluh. Kadar kolesterol di bawah 200 mg/dl dianggap aman, sedangkan di atas 240 mg/dl sudah berbahaya dan menempatkan seseorang pada risiko terkena penyakit jantung dan stroke.
Merokok

Merokok merupakan faktor risiko stroke yang sebenarnya paling mudah diubah. Perokok berat menghadapi risiko lebih besar dibandingkan perokok ringan. Merokok hampir melipatgandakan risiko stroke iskemik, terlepas dari faktor risiko yang lain, dan dapat juga meningkatkan risiko subaraknoid hemoragik hingga 3,5 persen. Merokok adalah penyebab nyata kejadian stroke, yang lebih banyak terjadi pada usia dewasa muda ketimbang usia tengah baya atau lebih tua. Merokok memicu produksi fibrinogen (faktor penggumpal darah) lebih banyak sehingga merangsang timbulnya aterosklerosis.

Pada pasien perokok, kerusakan yang diakibatkan stroke jauh lebih parah karena dinding bagian dalam (endothelial) pada sistem pembuluh darah otak (serebrovaskular) biasanya sudah menjadi lemah. Sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih besar lagi pada otak sebagai akibat bila terjadi stroke tahap kedua.
Alkohol Berlebihan

Konsumsi alkohol meningkatkan tekanan darah. Tetapi, konsumsi alkohol yang tidak berlebihan dapat mengurangi daya penggumpalan platelet dalam darah, seperti halnva asnirin. Dengan demikian, konsumsi alkohol yang cukup justru dianggap dapat melindungi tubuh dari bahaya stroke iskemik.nan darah sehingga memperbesar risiko stroke, baik yang iskemik maupun hemoragik.
Obat-obatan terlarang

Penggunaan obat-obatan terlarang seperti kokain dan senyawa olahannya dapat menyebabkan stroke, di samping memicu faktor risiko yang lain seperti hipertensi, penyakit jantung, dan penyakit pembuluh darah. Kokain juga meyebabkan gangguan denyut jantung (arrythmias) atau denyut jantung jadi lebih cepat. Masing-masing menyebabkan pembentukan gumpalan darah.
Cedera leher dan kepala

Cedera pada kepala atau cedera otak traumatik dapat menyebabkan pendarahan di dalam otak dan menyebabkan kerusakan yang sama seperti pada stroke hemoragik. Sedangkan cedera pada leher, bila terkait dengan robeknya tulang punggung atau pembuluh karotid yang mengakibatkan peregangan atau pemutaran leher secara berlebihan atau adanya tekanan pada pembuluh maka merupakan penyebab stroke yang cukup berperan, terutama pada orang dewasa usia muda.

Infeksi

Infeksi virus maupun bakteri dapat bergabung dengan faktor risiko lain dan membentuk risiko terjadinya stroke. Secara alami, sistem kekebalan tubuh biasanya melakukan perlawananan terhadap infeksi dalam bentuk meningkatkan peradangan dan sifat penangkalan infeksi pada darah.Namun, reaksi kekebalan ini meningkatkan faktor penggumpalan dalam darah yang memicu risiko stroke embolik-iskemik.
Penggunaan kontrasepsi oral

Faktor risiko stroke berkaitan juga dengan terjadinya fluktuasi dan perubahan hormonal yang mempengaruhi seorang wanita dalam berbagai tahapan dalam kehidupannya. Penelitian memperlihatkan bahwa kontrasepsi oral jenis lama, dengan kandungan estrogen yang tinggi dapat memperbesar risiko stroke pada wanita. Tetapi, kontrasepsi oral jenis baru dengan kandungan estrogen lebih rendah, secara nyata tidak meningkatkan risiko stroke pada wanita.
Kehamilan dan melahirkan

Kehamilan dan melahirkan menempatkan seorang wanita pada risiko terkena stroke meskipun tidak tinggi, yakni 8 di antara 100 wanita hamil. Risiko stroke terbesar seringkali terjadi pada periode 6 minggu setelah melahirkan (post-parturn). Penyebabnya tidak diketahui namun perubahan hormonal pada akhir kehamilan diduga dapat meningkatkan risiko stroke.
Menopause

Produksi hormon estrogen pada usia menopause berkurang, risiko stroke pada wanita meningkat secara

C.TAHAP PENCEGAHAN PENYAKIT STROKE

Sebenarnya stroke merupakan masalah kesehatan yang dapat dicegah, yaitu dengan mengontril faktor resiko yang ada. Resiko stroke adalah keadaan atau kondisi tertentu yang memudahkan terjadinya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak. Faktor resiko stroke ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang dapat dikendalikan dan yang lain merupakan kelompok yang tak mudah di kendalikan.
Dengan mengetahui resiko stroke pada seseorang dapat dilakukan intervensi berupa tindakan pencegahan dengan merubah pola hidup atau dengan medikamentosa ( obat – obatan ). Tak hanya itu, melakukan olah raga secara teratur selama lebih kurang 30 menit beberapa hari dalam seminggu dengan intensitas sedang, cukup berarti dalam menurunkan resiko stroke. Karena hal itu dapat membantu dalam penurunan berat badan, dan menurunkan kadar kolesterol serta fibrinogen. Salah satu contoh olah raga yang baik dilakukan oleh penderita stroke adalah jogging, jalan kaki dan renang. Dan mengkonsumsi wortel sedikitnya lima kali dalam seminggu dapat menurunkan resiko terkena stroke hingga 68 persen bila dibandingkan yang makan wortel satu kali dalam sebulan.
Disamping cara-cara pencegahan di atas, terdapat juga beberapa cara yang lain untuk mengurangi resiko stroke antara lain:
1. Periksa tekanan darah secara rutin.
2. Hindarilah merokok.
3. Periksakan secara rutin jika terdengar bunyi mendesing di leher anda.
4. Olahraga secara teratur.
5. Makan buah dan sayuran yang berwarna hijau atau oranye dan jadikanlah konsumen sehari-hari.
6. Makanlah makanan yang mengandung potasium seperti kentang, alpukat dan kedelai.
7. Penggunaan aspirin untuk stroke hanya diberlakukan bagi yang tidak memiliki resiko stroke.
8. Mengurangi makan-makanan yang berlemak dan berkolesterol.
9. Jauhilah alkohol dan obat-obatan terlarang

Pencegahan Primer

Mengingat begitu besar kerugian yang dapat ditimbulkan akibat terserang Stroke, maka paling baik adalah mencegahnya dengan cara memperbaiki gaya hidup dan mengatasi berbagai faktor risiko. Upaya ini ditujukan pada orang sehat maupun kelompok risiko tinggi yang belum pernah terserang stroke. Beberapa langkah penting adalah :

  • mengatur pola makan yang sehat
  • olahraga teratur
  • stop merokok
  • hindari minuman beralkohol & penyalahgunaan obat
  • memelihara berat badan layak
  • hindari stres & cukup istirahat
  • pemeriksaan kesehatan secara teratur
  • pemakaian anti platelet (asetosal)
  • penggunaan kontrasepsi oral

Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder dapat dilakukan bila sudah terjadi gejala klinik aterosklerosis disebut dengan singkatan ABCDEFG yaitu:
A. Asetosal, ace-inhibitor, antikoagulan: minum obat-obatan untuk kendalikan penyakit faktor risiko.
B. Beta blocker, body weight reduction: minum obat dan menurunkan berat badan.
C. Cholesterol control & cigarette smoking cessation: kendalikan kolesterol & berhenti merokok.
D. Diabetes control & diet: kendalikan diabetes dan makanan.
E. Exercise & education: olahraga dan menambah pengetahuan.
F. Family support: dukungan keluarga.
G. Glucose oxidation preservation: memelihara oksidasi glukosa tubuh.
Sesibuk apa pun kita pada usia produktif, tetap harus menjaga kesehatan. Jika hanya berjuang mengejar karir tanpa memperhatikan kesehatan, maka usaha tersebut akan sia-sia bila kemudian di puncak karir terkena serangan stroke.

Pengobatan Stroke

Jika mengalami serangan stroke, segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah penyebabnya bekuan darah atau perdarahan yang tidak bisa diatasi dengan obat penghancur bekuan darah.

Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa dicegah atau dipulihkan jika obat stroke yang berfungsi menghancurkan bekuan darah disuntikkan kurang dari tiga jam sejak serangan (periode emas).

Obat yang diberikan biasanya diberikan berdasarkan penyebab stroke , dan akibat yang ditimbulkan oleh stroke tersebut, seperti obat depresi (untuk mengatasi gangguan psikis), dan memerlukan respirator (alat bantu nafas).

Antikoagulan (anti penggumpalan) tidak diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi dan tidak pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena akan menambah risiko terjadinya perdarahan ke dalam otak.

Penderita stroke biasanya diberikan oksigen dan dipasang infus untuk memasukkan cairan dan zat makanan. Pada stroke in evolution diberikan antikoagulan (misalnya heparin), tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke.

Pada completed stroke, beberapa jaringan otak telah mati. Memperbaiki aliran darah ke daerah tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Karena itu biasanya tidak dilakukan pembedahan.

Pengangkatan sumbatan pembuluh darah yang dilakukan setelah stroke ringan atau transient ischemic attack, ternyata bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di masa yang akan datang. Sekitar 24,5% pasien mengalami stroke berulang.

Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita stroke akut, biasanya diberikan manitol atau kortikosteroid. Penderita stroke yang sangat berat mungkin memerlukan respirator (alat bantu bernapas) untuk mempertahankan pernafasan yang adekuat. Di samping itu, perlu perhatian khusus kepada fungsi kandung kemih, saluran pencernaan dan kulit (untuk mencegah timbulnya luka di kulit karena penekanan)

Rehabilitasi Stroke

Rehabilitasi stroke merupakan bagian yang sangat penting dari upaya pemulihan pada penderita pasca stroke. Rehabilitasi stroke dapat membantu penderita pasca stroke dalam banyak hal yaitu membangun kekuatan, koordinasi, daya tahan atau ketahanan dan rasa percaya diri. Pada rehabilitasi stroke penderita akan mempelajari beberapa hal seperti cara bergerak, berbicara, berpikir dan bagaimana melakukan perawatan diri sendiri.

Tujuan dari rehabilitasi stroke adalah untuk membantu penderita dalam mempelajari bagaiamana melakukan hal-hal yang biasanya dikerjakan sebelum mengalami stroke.

Dokter yang akan menentukan apakah anda perlu melakukan rehabilitasi pasca stroke ataukah tidak. Dan jika memang perlu dilakukan upaya rehabilitasi stroke, dokter juga akan menentukan jenis rehabilitsi apa yang terbaik buat penderita dan kebanyakan penderita pasca stroke mendapatkan yang lebih baik. Seberapa cepat dan banyak perubahan ke arah perbaikan tergantung pada seberapa parah stroke yang terjadi.

Rehabilitasi stroke dimulai tepat setelah serangan stroke berakhir dan keadaan atau kondisi tubuh sudah stabil. Peningkatan-peningkatan yang terjadi bersamaan dengan terjadinya penyembuhan pada otak.

Rehabilitasi stroke merupakan bagian yang sangat penting dari upaya pemulihan pada penderita pasca stroke. Rehabilitasi stroke dapat membantu penderita pasca stroke dalam banyak hal yaitu membangun kekuatan, koordinasi, daya tahan atau ketahanan dan rasa percaya diri. Pada rehabilitasi stroke penderita akan mempelajari beberapa hal seperti cara bergerak, berbicara, berpikir dan bagaimana melakukan perawatan diri sendiri.

Terapi trombolitik pada penderita stroke iskemik akut, misalnya hanya dilakukan selang waktu tiga jam sejak terjadimnya serangan stroke. Padahal, keberhasilan terapi penyakit stroke akut sangat ditentukan oleh beberapa tahap dan merupakan mata rantai yang saling berkait (stroke chain survival and recovery?. Ada tujuh tahapan terapi stroke akut, tahapan tersebut meliputi: pengenalan gejala dan tanda-tanda stroke oleh penderita, keluarga atau orang di sekitar penderita, sistem komunikasi yang baik antara masyarakat dan rumah sakit dan fasilitas pengiriman penderita ke rumah sakit.

Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa pelayanan ambulans darurat merupakan komponen paling signifikan yang berhubungan dengan kecepatan penderita stroke tiba di rumah sakit.



D.PERAN KELUARGA DALAM USAHA PENCEGAHAN PENYAKIT STROKE

Jika anda adalah keluarga dari seseorang penderita pasca stroke, anda sebaiknya memberikan dukungan dan batuan untuk pemulihannya. Kunjungi orang yang anda cintai saat dirumah sakit atau pada pusat rehabilitasi stroke. Jika penderita mempunyai masalah dan gangguan dalam berbicara, tanyakan kepada ahli terapi bicara bagiamana anda bisa membantu penyembuhannya. Anda dapat bersantai dengan anggota-anggota keluarga anda dengan bermain kartu, melihat televisi, mendengarkan radio atau bermain suatu permainan bersama-sama.

Beberapa tempat rehabilitsi stroke menawarkan kelas-kelas kepada para penderita yang selamat dari stroke dan juga bagi keluarga mereka. Tanyakan dan jika diperbolehkan pergilah ke kelas-kelas rehabilitasi tersebut. Ini merupakan cara yang baik untuk mempelajari bagaimana rehabilitasi itu bekerja dan bagaimana cara membantu orang yang anda kasihi mendapatkan kondisi kesehatan yang lebih baik.

Dorong dan bantulah anggota keluarga anda praktek belajar ketrampilan dalam rehabilitasi. Pastikan bahwa staff rehabilitasi menyarankan aktifitas-aktifitas yang cocok dengan kebutuhan dan ketertarikan penderita. Tanyakan kepada staff rehabilitasi yang menangani, apakah kegiatan atau aktifitas yang dilakukan dapat dikerjakan sendiri, apa saja yang dapat dia kerjakan dengan bantuan orang lain dan apa saja yang tidak dapat dilakukan atau dikerjakan penderita.

Hindarilah melakukan hal-hal yang bisa dilakukan sendiri oleh penderita. Rasa percaya diri akan menumbuhkan kepercayaan untuk melakukan aktifitasnya sendiri tanpa bantuan. Sebagai tambahan berikan perawatan dengan baik pada penderita dengan makan dan diet yang sehat, cukup istirahat dan berikan cukup waktu untuk melakukan hal-hal yang membuatnya senang.

BAB IV

PENUTUP

A.SIMPULAN

1. Stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral yang disebabkan oleh sumbatan atau penyempitan pembuluh darah oleh karena emboli, trombosis atau perdarahan serebral sehingga terjadi penurunan aliran darah ke otak yang timbulnya secara mendadak. Stroke merupakan keadaan di mana sel-sel otak mengalami kerusakan karena tidak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup.

2. Banyak sekali faktor-faktor risiko yang menyebabkan stroke yang umumnya di derita orang tua ada beberapa faktor risiko tersebut yang dapat dikendalikan namun juga ada yang tidak dapat dikendalikan.

3. Pada Pencegahan stroke ini,dibagi menjadi beberapa jenis pencegahan diantaranya; pencegahan primer,pencegahan sekunder,pengobatan yang tepat dan rehabilitasi.

4. Peran keluarga sangat penting sekali dalam memberi dukungan terhadap orang yang terkena stroke agar bisa membangkitkan semangatnya untuk pulih dan agar dapat hidup dalam jangka waktu yang lama.

B.SARAN

Melakukan tindakan preventif / pencegahan sebelum terserang stroke seperti yang telah terurai di atas dengan cara:
1. memeriksakan tekanan darah secara rutin
2. Menghindari rokok
3. Menghindari makanan berlemak dan alkohol
4. Melakukan olah raga secara rutin
5. Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung potasium dan buah serta sayur yang berwarna hijau maupun oranye.

DAFTAR PUSTAKA

Bustan,M.N,Dr.Epidemolodi Penyakit tidak Menular.1997:Jakarta.PT Rineka Cipta

Seri Gaya Hidup Sehat: Cara Bijak Hadapi Stroke, Jantung & Pembuluh Darah, Agustus 2007, PT Gramedia.

Djodjodibroto,Darmanto,R,Dr.SPp.Fccp.

http://optimizer.web.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar