SAKIT
SEBAGAI KENIKMATAN DAN LAHAN SABAR
Manusia diberikan oleh Allah banyak kenikmatan dari
mulai nikmat iman,islam dan ihsan yang jika digambarkan dengan lautan maka
tidak akan terkira batasnya. Bukan hanya sekedar nikmat sehat saja tetapi juga
nikmat sakit yang Allah berikan sebagai
ujian bagi hamba-hambaNya. Tahukah manusia, bahwa sakit yang menimpa kita, penderitaan
yang kita alami, kesempitan yang kita rasakan, kesulitan yang menggelisahkan,
merupakan kenikmatan dan anugerah yang diberikan Allah kepada kita? Yang
kenikmatan ini tidak diberikan kepada setiap orang dan setiap saat.lalu
bagaimanakah sikap kita sebagai orang yang beriman ketika Allah memberikan
kenikmatan berupa sakit yang terlilit? Sebab ada saatnya sehat yang tidak
disyukuri mengantarkan orang kepada maksiat,dan adakalanya orang yang sakit
menjadi hina karena ketidaksabarannya dan orang yang sehat menjadi hina karena
ketidaksyukurannya.Untuk itu bagaimanakah kita menjadikan sakit sebagai lahan
sabar?
Kita sebagai makhluk beriman perlu ingat dua hal
kala sakit mengahimpiri kita:yang pertama bahwa sakit yang kita alami ini
datang dari Allah Swt ”Tiada sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak
pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita
terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu bergembira
terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang
yang sombong lagi menyombongkan diri.” (Al-Hadid:22-23).Yang kedua bahwa sakit itu baik bagi kita. Di balik
sakit yang kita alami, terdapat hikmah dan faidah yang besar, yang itu baik dan
bermanfaat untuk kita. Tentunya apabila ketika sakit itu datang kita hadapi
dengan kesabaran agar kita mendapatkan apa yang dijanjikan Allah terhadap orang
yang sabar.”Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran:146)
”Sesungguhnya hanya kepada orang-orang bersabarlah yang dicukupkan pahala
mereka tanpa batas.” (Az-Zumar:10) Apakah ini bukan suatu kemuliaan?
Bukankah ini merupakan derajat yang tinggi?Tidakkah kita menginginkan sakit
yang kita alami menjadi suatu kenikmatan dan anugerah yang besar? Jangan biarkan
semua janji-janji tersebut hilang begitu saja,Jangan biarkan kesempatan yang sudah ada di depan mata, namun kita tak
sanggup meraihnya .Jika hal ini terjadi pada kita Innalillahi wa inna ilaihi
raji’un tak ada kata lain yang pantas selain: Saya mendapat musibah besar karena
tidak mampu memanfaatkan kesempatan emas dengan adanya musibah yang ada pada
saya.Jika kamu tidak mengetahui maka itu adalah musibah, jika kamu
mengetahuinya maka musibahnya lebih besar lagi.Jika kamu tidak tahu bahwa di
balik sakit ada kenikmatan yang besar, ada janji-janji Allah yang menggiurkan
itu adalah suatu musibah.Jika kamu mengetahui hal ini (keutamaan-keutamaan
sakit jika bersabar) namun luput dari memperoleh janji-janji Allah ini maka ini adalah musibah yang sangat besar.
Sabar itu adalah kegigihan kita untuk tetap berada
di jalan yang disukai oleh Allah.Sabar dalam menghadapi suatu penyakit adalah
kegigihan untuk selalu berpegang teguh
kepada Allah atas nikmat sakit yang Dia berikan tanpa berkeluh kesah atas
karunia yang Dia berikan. “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang
yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan, Innalillahi wa inna ilaihi
raaji`uun (Q.S. Albaqarah: 155-156).Ayat tersebut hendaknya menjadi
tuntutan bagi kita yang tertimpa musibah,khususnya sakit.ketika sakit yang kita
rasakan jemput ia sebagai rindu-rindu syahid yang penuh kenikmatan, penebus
dosa bagi orang mukmin dan penyebab taubat dan kesadarannya dari
kelalaian.Jadikan sakit ini sebagai lahan sabar kita kepada Allah pemberi
kenikmatan.
Sikap sabar yang
hendak kita latih disaat kita diuji sakit oleh Allah diantaranya adalah:
1.Sikap berprasangka baik kepada
Allah.
Sikap ini diawali
dengan menyadari sepenuhnya bahwa tubuh ini bukan milik kita melainkan milik
Allah. Mau dijadikan sehat, sakit, itu hak Dia. . “Allah Tidak membebani
seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya.” Yang menciptakan semua syaraf
kita adalah Allah dan Allah tahu rasa sakit yang kita pikul karena dia yang
menciptakan sakit.
2 Sikap menerima ketentuan Allah.
2 Sikap menerima ketentuan Allah.
Tidak berkeluh
kesah. Keluh kesah adalah tanda-tanda dari ketidaksabaran. Biasanya orang sakit
menderita itu bukan karena sakitnya melainkan karena dramatisasinya. Oleh
karena itu, betapapun parahnya penyakit kita, cobalah untuk
memproporsionalkannya.
3.Merenungkan hikmah sakit
Salah satu
hikmah sakit ialah gugurnya dosa bagaikan gugurnya daun-daun pepohonan. Dengan
begitu, salah satu hikmah sakit yang bisa kita reguk ialah kesempatan kita
untuk ber-muhasabah, mengintrospeksi diri, terutama terhadap sejumlah
kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan.
4.Berniat untuk sembuh
Kita harus berniat untuk sembuh. Sabar untuk berniat
sembuh akan memotivasi kita agar tidak menyerah pada rasa sakit. Perjuangan
kita menjalani rasa sakit insya Allah dicatat sebagai jihad fii sabilillah.
Justru di saat sakit itulah kita membuktikan ketaatan kita kepada Allah SWT.
Allah SWT yang menguasai tubuh kita dan yang
memberikan karunia kesehatan lahir dan batin. Bersabar ketika diuji sakit dan
bersyukur ketika dikarunia kesehatan. Nikmat sakit itu datangnya dari Allah Swt
dan dibalik nikmat sakit itu adak hikmah dan faidahnya.jadikan sakit sebagai
suatu kenikmatan dan jemput ia sebagai rindu-rindu syahid yang penuh nikmat
allu jadikanlah sakit sebagai lahan kesabaran kepada Allah.Semoga kita selalu
menjadi manusia yang selalu bersyukur akan segala nikmat yang Allah berikan dan
selalu bersabar pada saat ditimpa musibah.
Eva
Afivah
G1B009086
FKIK/Kesehatan
Masyarakat
(Essay dalam rangka Islamic Fair)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar