Selasa, 13 Maret 2012

SAKIT SEBAGAI KENIKMATAN DAN LAHAN SABAR

SAKIT SEBAGAI KENIKMATAN DAN LAHAN SABAR
Manusia diberikan oleh Allah banyak kenikmatan dari mulai nikmat iman,islam dan ihsan yang jika digambarkan dengan lautan maka tidak akan terkira batasnya. Bukan hanya sekedar nikmat sehat saja tetapi juga nikmat sakit yang Allah  berikan sebagai ujian bagi hamba-hambaNya. Tahukah manusia, bahwa sakit yang menimpa kita, penderitaan yang kita alami, kesempitan yang kita rasakan, kesulitan yang menggelisahkan, merupakan kenikmatan dan anugerah yang diberikan Allah kepada kita? Yang kenikmatan ini tidak diberikan kepada setiap orang dan setiap saat.lalu bagaimanakah sikap kita sebagai orang yang beriman ketika Allah memberikan kenikmatan berupa sakit yang terlilit? Sebab ada saatnya sehat yang tidak disyukuri mengantarkan orang kepada maksiat,dan adakalanya orang yang sakit menjadi hina karena ketidaksabarannya dan orang yang sehat menjadi hina karena ketidaksyukurannya.Untuk itu bagaimanakah kita menjadikan sakit sebagai lahan sabar?
Kita sebagai makhluk beriman perlu ingat dua hal kala sakit mengahimpiri kita:yang pertama bahwa sakit yang kita alami ini datang dari Allah Swt ”Tiada sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi menyombongkan diri.” (Al-Hadid:22-23).Yang kedua  bahwa sakit itu baik bagi kita. Di balik sakit yang kita alami, terdapat hikmah dan faidah yang besar, yang itu baik dan bermanfaat untuk kita. Tentunya apabila ketika sakit itu datang kita hadapi dengan kesabaran agar kita mendapatkan apa yang dijanjikan Allah terhadap orang yang sabar.”Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran:146) ”Sesungguhnya hanya kepada orang-orang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar:10) Apakah ini bukan suatu kemuliaan? Bukankah ini merupakan derajat yang tinggi?Tidakkah kita menginginkan sakit yang kita alami menjadi suatu kenikmatan dan anugerah yang besar? Jangan biarkan semua janji-janji tersebut hilang begitu saja,Jangan biarkan kesempatan yang  sudah ada di depan mata, namun kita tak sanggup meraihnya .Jika hal ini terjadi pada kita Innalillahi wa inna ilaihi raji’un tak ada kata lain yang pantas selain: Saya mendapat musibah besar karena tidak mampu memanfaatkan kesempatan emas dengan adanya musibah yang ada pada saya.Jika kamu tidak mengetahui maka itu adalah musibah, jika kamu mengetahuinya maka musibahnya lebih besar lagi.Jika kamu tidak tahu bahwa di balik sakit ada kenikmatan yang besar, ada janji-janji Allah yang menggiurkan itu adalah suatu musibah.Jika kamu mengetahui hal ini (keutamaan-keutamaan sakit jika bersabar) namun luput dari memperoleh janji-janji Allah ini  maka ini adalah musibah yang sangat besar.
Sabar itu adalah kegigihan kita untuk tetap berada di jalan yang disukai oleh Allah.Sabar dalam menghadapi suatu penyakit adalah kegigihan untuk  selalu berpegang teguh kepada Allah atas nikmat sakit yang Dia berikan tanpa berkeluh kesah atas karunia yang Dia berikan. “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan, Innalillahi wa inna ilaihi raaji`uun (Q.S. Albaqarah: 155-156).Ayat tersebut hendaknya menjadi tuntutan bagi kita yang tertimpa musibah,khususnya sakit.ketika sakit yang kita rasakan jemput ia sebagai rindu-rindu syahid yang penuh kenikmatan, penebus dosa bagi orang mukmin dan penyebab taubat dan kesadarannya dari kelalaian.Jadikan sakit ini sebagai lahan sabar kita kepada Allah pemberi kenikmatan.
Sikap sabar yang hendak kita latih disaat kita diuji sakit oleh Allah diantaranya adalah:

1.Sikap berprasangka baik kepada Allah.
Sikap ini diawali dengan menyadari sepenuhnya bahwa tubuh ini bukan milik kita melainkan milik Allah. Mau dijadikan sehat, sakit, itu hak Dia. . “Allah Tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya.” Yang menciptakan semua syaraf kita adalah Allah dan Allah tahu rasa sakit yang kita pikul karena dia yang menciptakan sakit.
2 Sikap menerima ketentuan Allah.
Tidak berkeluh kesah. Keluh kesah adalah tanda-tanda dari ketidaksabaran. Biasanya orang sakit menderita itu bukan karena sakitnya melainkan karena dramatisasinya. Oleh karena itu, betapapun parahnya penyakit kita, cobalah untuk memproporsionalkannya.
3.Merenungkan hikmah sakit
Salah satu hikmah sakit ialah gugurnya dosa bagaikan gugurnya daun-daun pepohonan. Dengan begitu, salah satu hikmah sakit yang bisa kita reguk ialah kesempatan kita untuk ber-muhasabah, mengintrospeksi diri, terutama terhadap sejumlah kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan.
4.Berniat untuk sembuh
Kita harus berniat untuk sembuh. Sabar untuk berniat sembuh akan memotivasi kita agar tidak menyerah pada rasa sakit. Perjuangan kita menjalani rasa sakit insya Allah dicatat sebagai jihad fii sabilillah. Justru di saat sakit itulah kita membuktikan ketaatan kita kepada Allah SWT.
Allah SWT yang menguasai tubuh kita dan yang memberikan karunia kesehatan lahir dan batin. Bersabar ketika diuji sakit dan bersyukur ketika dikarunia kesehatan. Nikmat sakit itu datangnya dari Allah Swt dan dibalik nikmat sakit itu adak hikmah dan faidahnya.jadikan sakit sebagai suatu kenikmatan dan jemput ia sebagai rindu-rindu syahid yang penuh nikmat allu jadikanlah sakit sebagai lahan kesabaran kepada Allah.Semoga kita selalu menjadi manusia yang selalu bersyukur akan segala nikmat yang Allah berikan dan selalu bersabar pada saat ditimpa musibah.
Eva Afivah
G1B009086
FKIK/Kesehatan Masyarakat
 (Essay dalam rangka Islamic Fair)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar